Saturday, March 5, 2016

ADA APA DENGAN PENDIDIKAN HARI INI



ADA APA DENGAN PENDIDIKAN HARI INI

Salah satu koran Malaysia mengabarkan bahwa Suatu hari di sebuah ruangan sidang di Jordania. Seorang guru SD didakwa karena telah memukul muridnya, walau pukulan itu tidak membekas. Disaat Hakim itu akan memutuskan perkara, Ia justru mengejutkan semua orang yang ada dalam ruang sidang. Ia turun dari kursinya mendekati sang guru lalu mencium kening sang terdakwa sambil berkata," Ini hukuman yang aku berikan kepadamu, Guru.". Sang guru yang terdakwa terkejut dengan tindakan sang hakim. Rupanya sang terdakwa adalah gurunya sewaktu di SD. Sang guru tidak mengenal kalau hakim itu adalah muridnya duahulu. Hakim itu tahu persis bahwa yang dilakukan gurunya itu bukanlah pukulan kebencian, sebuah pukulan ringan yang ia yakini sebagai pengingat akan pentingnya akhlaq dan disiplin.

Kini, semua menganggap bahwa pukulan ringan yang tidak berbekas sebagai hal tabu bahkan telah menjadi bahan memenjarakan guru. Akibatnya sebagaimana berita yang dirilis di beberapa surat kabar bahwa guru terkesan membiarkan siswa siswa, Fungsi gur hanya mengajar dan menyampaikan pelajaran. Selesai. Bukannya mereka tidak mau mendidik muridnya menjadi lebih baik, akan tetapi mereka takut dilaporkan oleh wali murid seperti pegalaman teman teman guru lainnya.

Tentu kita tidak membenarkan pemukulan berlebihan dan membuat anak anak menjadi takut dan cedera. Namun kini pemukulan telah digeneralisasi menjadi tindak pidana ketika anak merasa disakiti kendati pukulan itu tidak membekas.

Memang nasihat dan Nasehat lebih baik daripada memukul

Selama dalam perbaikan tidak memerlukan pemukulan maka janganlah memukul. Karena Nabi shallallahu’alaihi wasallam sendiri bila harus memilih antara dua pilihan maka beliau memilih yang paling mudah selama bukan dosa. (HR. Bukhari 3560 dan Muslim 2327 dari ‘Aisyah secara marfu’)

Telah diriwayatkan pula bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam tidak pernah memukul sesuatu dengan tangannya sama sekali, tidak kepada istri beliau ataupun pembantu beliau. Beliau hanya memukul ketika berperang dijalan Allah. (HR. Muslim 2328)

Maka kita sebaiknya menggunakan kata-kata nasehat jika ingin memperbaiki perilaku anak atau dengan menggunakan dorongan dan motivasi.
Bila kata-kata yang baik tidak berpengaruh maka kita gunakan kata-kata yang berisi teguran dan ancaman sesuai dengan kesalahan anak. Bila juga tidak bermanfaat maka saatnya memukul. Untuk itu kondisi tabiat anak berbeda-beda.

Diantara mereka ada yang cukup dengan isyarat mata untuk menghukum dan menegurnya. Isyarat mata ini memberikan pengaruh yang kuat pada dirinya dan menjadi sebab berhenti dari kesalahan yang ia lakukan.

Diantara mereka ada yang jika Anda membuang muka darinya maka dia segera paham maksud Anda dan berhenti dari kesalahannya.

Diantara mereka ada yang berubah dengan kata-kata baik. Maka gunakan kata-kata yang baik untuk anak yang seperti ini.

Dan diantara mereka tidaka ada yang membuatnya sadar kecuali harus dengan pukulan dan perlakukan keras. Maka untuk anak tipe seperti inilah kita lakukan pemukulan dan berlaku keras. Akan tetapi sesuai dengan kebutuhan saja serta tidak menjadikannya kebiasaan. Seperti halnya seorang dokter yang memberi suntikan kepada pasiennya walaupun suntikan itu menyakitkan akan tetapi suntikan itu sebatas kadar penyakitnya saja.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ الرِّفْقَ لاَيَكُوْنُ فِيْ شَيْئٍ إِلَّا زَانَهُ وَمَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْئٍ إِلَّا شَانَهُ

“Tidaklah kelemahlembutan ada pada sesuatu kecuali akan menghiasainya dan tidaklah dicabut darinya melainkan akan memperjeleknya ” (HR. Muslim 2594 dari ‘Aisyah radhiallahu’anha)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

“Jika salah seorang diantara kalian memukul saudaranya maka hendaknya dia menghindari memukul wajah.” (HR. Muslim 2616 dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu secara marfu’).
Wallahuta'ala A'lam

Sumber: https://www.facebook.com/abidillah/posts/1009735912397620

0 comments:

Post a Comment

Jangan melakukan SPAM dan berkomenlah dengan tata cara yang baik. Matur tampi asih.